Menteri Kebudayaan RI, Dr. Fadli Zon bersama Ketua Dewan Pembina Aktivis Peneleh, Assoc. Prof. Dr. Aji Dedi Mulawarman

Rangkaian kegiatan Kongres II Aktivis Peneleh yang berjalan selama empat hari di Singosari, Malang, (Kamis-Minggu, 13-16 Februari 2025). Acara Penutupan Kongres dihadiri dan ditutup secara resmi pada Minggu (16/02) oleh Menteri Kebudayaan Repubik Indonesia, Dr. Fadli Zon. 

Penutupan Kongres II Aktivis Peneleh juga dihadiri oleh Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto; Anggota Komisi X DPR, Gamal Albinsaid; Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malang, Camat, serta jajaran Polres Malang dan para tamu undangan dari berbagai latar belakang.

Kongres ini merupakan suatu momentum besar Aktivis Peneleh dalam mengonsolidasikan ide dan gagasan antar Aktivis Peneleh. Konsolidasi ini terangkum dalam sistem yang menggunakan asas musyawarah dan mufakat, untuk mewujudkan gerakan Aktivis Peneleh yang lebih konstruktif untuk Indonesia yang Zelfbestuur.

Zelfbestuur menjadi suatu ruh perjuangan sekaligus cita-cita sebagai Indonesia yang benar-benar mandiri dan berdikari. Baik berdikari dalam ranah pemikiran hingga aksi-aksi kebangsaan. Sehingga, dalam tiga hari bermusyawarah, mulai 13-15 Februari 2025, Aktivis Peneleh pun sukses merumuskan rekomendasi aksi yang lebih progresif untuk ke depannya.

Inisiasi Kiri Nusantara, menjadi tema Kongres II Aktivis Peneleh. Suatu tema yang sangat menarik dan memantik gerakan Aktivis Peneleh untuk lebih progresif ke depannya. Bahwasanya ini adalah upaya membangkitkan kembali peradaban Nusantara melalui nilai-nilai religiositas dan kebudayaan asli, dengan cara menyucikan pengaruh negatif liberalisme untuk mengembalikan kecerdasan kreatif dan jiwa bangsa.

Kongres ini merupakan wujud komitmen Aktivis Peneleh untuk terus berprogres lebih baik ke depannya. Berbagai ide dan gagasa Aktivis Peneleh yang sudah dimusyawarahkan dalam berbagai komisi, seperti Kebudayaan, Kesejahteraan, Syuro, dan Keorganisasian.

Koordinator Nasional Aktivis Peneleh terpilih periode 2025-2027, Ahmad Tsiqqif Asyiqulloh, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang turut terlibat aktif mendukung pelaksanaan Kongres II Aktivis Peneleh.

“Penutupkan kongres ini bukanlah akhir, melainkan awal dari apa yang sudah dirumuskan selama kongres untuk membumikan gerakan inisiasi kiri Nusantara dan Tjokroisme dalam rangka mewujudkan Indonesia yang Zelfbestuur (berdikari dan mandiri),” tegas pria asal Madura tersebut.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Peneleh Jang Oetama, Assoc. Prof. Dr. Aji Dedi Mulawarman pada sambutannya juga mengingatkan bahwa kongres tidak boleh pada kata-kata yang berujung pada pepesan kosong.

Oleh karena itu, ia menyampaikan bahwa Tjokroisme adalah bentuk politik kebudayaan yang bertujuan untuk melakukan dekolonisasi dan penyucian pengetahuan yang sesuai dengan konteks masyarakat di Nusantara. “Bukan terjebak pada copycat pengetahuan Barat yang membawa kita pada commit to suicide (bunuh diri) sebagai sebuah bangsa,” ungkap Aji Dedi Mulawarman.

Fadli Zon, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, sangat mengapresiasi kongres yang dilaksanakan oleh Aktivis Peneleh, sehingga ia kemudian memutuskan hadir dan ikut mendukung upaya dalam mendorong pemajuan kebudayaan ini.

“Saya baru pertama kali ke Malang sebagai Menteri Kebudayaan, dan saya senang melihat Aktivis Peneleh yang gerakannya berlandaskan religiositas dan kebudayaan, yang mana dua hal ini sering kali tidak bisa dipersatukan,” lanjut Fadli Zon.

Ia juga mengungkapkan pentingnya menjaga budaya, karena budaya adalah kekayaan kita sebuah bangsa. Dalam konteks Indonesia, budaya bukan hanya sebuah diversitas, tetapi merupakan mega diversitas. Bahkan, dalam perjalanannya mengunjungi kurang lebih 100 negara, ia dengan tegas menyampaikan bahwa tidak ada negara yang lebih kaya aspek budayanya dibanding Indonesia.

Kongres II Aktivis Peneleh pada akhirnya menghasilkan rekomendasi kebudayaan yang diberikan secara langsung kepada Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, pada penutupan Kongres II Aktivis Peneleh di Singosari, Malang pada Minggu (16/02) pagi waktu setempat.

Rekomendasi kebudayaan ini meliputi berbagai poin-poin rekomendasi konstruktif untuk masa depan kebudayaan Indonesia ke depannya, khususnya untuk kemajuan kebudayaan dalam bidang pendidikan Indonesia yang nantinya membentuk kader-kader bangsa yang memiliki jati diri Nusantara. Poin-poin dari rekomendasi kebudayaan tersebut antara lain:

1. Tujuan pemajuan kebudayaan pada poin satu adalah untuk pemajuan kebudayaan dalam bidang pendidikan wajib dilakukan mulai level PAUD sampai Perguruan Tinggi.

2. Pemajuan kebudayaan menjadi pilar penting di masa mendatang sebagai basis penguatan kenusantaraan.

3. Tujuan pemajuan kebudayaan pada poin kedua adalah untuk membentuk kaderkader bangsa yang memiliki jati diri kenusantaraan sejati.

4. Bentuk-bentuk poin kedua dalam level-level pendidikan mulai dari PAUD hingga Perguruan Tinggi.

5. Pendokumentasian upaya kemajuan kebudayaan melalui pendidikan kebudayaan yang tersistematisasi dalam kurikulum berbagai level.

sumber berita: https://koranpeneleh.id/2025/02/16/kongres-ii-aktivis-peneleh-hasilkan-rekomendasi-kebudayaan-yang-diserahkan-kepada-menteri-kebudayaan-fadli-zon/