SAMBUTAN ACARA PENUTUPAN KONGRES II AKTIVIS PENELEH
Sekolah Internasional Bani Hasyim, Singosari, Malang, 14 Februari 2024
Yang kami hormati
- Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Bapak Dr. Fadli Zon beserta jajaran
- Anggota Komisi X DPR-RI. dr. Gamal Albinsaid
- Wakil Bupati Malang, Drs. Didik Gatot Subroto, beserta jajaran Muspida
- Camat Singosari, Drs. Wemmel, beserta jajaran Muspika
- Ketua Yayasan Bani Hasyim, Aji Purnawarman, SH., MHum. selaku tuan rumah, maturnuwun karena fasilitas yang telah diberikan untuk peserta kongres, aktivis peneleh
- Ketua Yayasan Peneleh Jang Oetama, ibu Assoc. Prof. Dr. Ari Kamayanti beserta jajaran
- Ketua Dewan Syuro Aktivis Peneleh, saudara Iskandar Eka Asmuni SE., beserta jajaran
- Direktur Peneleh Research Institute, Dr. Novrida Qudsi Luthfillah
- Koordinator Nasional Aktivis Peneleh terpilih, Ahmad Tsiqqif Assiqullah, MAg.
- Pemantik Studium Generale, Ki Joko Setiono dan Pak Agustian
- Bapak Ibu undangan, pelaku kebudayaan Nusantara, dan peserta kongres yang dimuliakan Allah
Assalamu'alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh.
Puji Syukur kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan kesehatan, kebahagiaan, rezeki, dan kekuatan dalam menjalankan agenda ummat berkesucian. Salawat dan salam selalu tersanjungkan kepada kepada Rasulullah, Kanjeng Nabi Allah, Muhammad SAW., keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia.
Alhamdulillah, hari ini, seluruh rangkaian acara kongres kedua aktivis peneleh yang dihadiri berbagai perwakilan regional-regional seluruh Indonesia telah selesai. Semua agenda dari yang substantif yaitu konseptualisasi ideologi Tjokroisme hingga praksisnya melalui program-program aksi ke-Nusantara-an. Meskipun begitu, Tjokroisme tidak boleh terjebak pada diksi-diksi pepesan kosong.
Tjokroisme adalah ideologi dinamis, dengan merujuk kebenaran sejati, yaitu Tauhid, dalam ruang waktu sosiologis-kultural, Nusantara kita. Sebagaimana Rasulullah membangun peradaban universal; ... dalam konteks Nusantara hadir para Wali dan para pendiri bangsa termasuk HOS. Tjokroaminoto. Puncaknya adalah Proklamasi, Pancasila, UUD 1945, dan peneguhan NKRI. Tjokroisme adalah bagian dari aksi Politik Kebudayaan dalam mendorong Nusantara menjadi salah satu pusat peradaban dunia, sebagai ujung tombak peradaban Nusantara yang seharusnya merupakan landasan dalam melakukan dekolonisasi dan penyucian pengetahuan, sains, dan teknologi, sebagaimana keinginan para the founding father pada 17 Agustus 1945. Bukan copy paste sains Barat tanpa kritik cerdas. Inilah poskolonialisme yang berujung pada commit to suicide atau bunuh diri Nusantara.
Tjokroisme pada pemikiran dan laku HOS Tjokroaminoto sang guru bangsa, guru para tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno sang proklamator dan presiden RI pertama, RM. Kartosoewirjo, HAMKA, atau sahabat ideologis mulai dari Hadji Agoes Salim, KH. Mas Mansjoer, KH, Wachab Chasbullah, KH. Hasyim Asy'ari, KH. Ahmad Dahlan, RM. Sosrokartono, Ki Hadjar Dewantara, H. Samanhudi, dan banyak lainnya. Semua hal mengenai cita-cita kemerdekaan negeri didiskusikan dan digodok di Dapur Nasionalisme di Gang Peneleh VII no 29-31, Surabaya. Beliau pula satu-satunya orang yang dapat mengumpulkan lautan manusia di setiap rapat-rapat umum atau vergadering Sarekat Islam sekaligus membawanya menjadi organisasi terbesar di masa itu dengan jumlah anggota 2,5 juta hingga 4 juta orang pada tahun 1919. Karena gerakan itulah beliau dianggap sebagai Ratu Adil yang ditunggu-tunggu, De Ongkronde Koning Van Java, Raja Jawa Tanpa Mahkota.
Mengapa Tjokroisme? Bagi sahabat-sahabat dan adik-adik aktivis peneleh di setiap jenjang perkaderan pemuda dan mahasiswa melalui garuda peneleh, diksarnas, dikmenas, dan diktanas, maupun para dosen dan peneliti yang berada di bawah Peneleh Research Institute; selalu terdapat materi penting, yaitu Kepenelehan, yang berisi mengenai pemikiran dan laku HOS Tjokroaminoto. Aktivis Peneleh yang telah mencapai level Diktanas, yaitu Syarah Sejarah dan Pemikiran Tjokroaminoto, wajib membaca seluruh karya beliau, membuat analisis dan sekaligus menuliskan makalah hingga buku untuk memahami realitas berbasis pada pemikiran beliau. Saat ini ribuan kader aktivis peneleh telah memiliki ruh Tjokroisme tanpa mereka sadari. Bahkan banyak kader-kader peneleh yang menuliskan skripsi, tesis, hingga disertasi sesuai bidang ilmu masing-masing berbasiskan pada pemikiran Pak Cokro Seperti Kornas terpilih, mas Ahmad Tsiqqif Assiqullah MAg., juga dua kornas sebelumnya tesisnya juga sama.
Aktivis Peneleh juga menjadikan pemikiran ini menjadi basis aksi, sebagaimana yel-yel Peneleh, #Peneleh #Zelfbestuur #Aksi. Dalam kegiatan literasi Aktivis Peneleh memiliki jurnal nasional terakreditasi aktivis pertama, Oetoesan Hindia: Telaah Pemikiran Kebangsaan, International Journal of Religious and Cultural Studies, Jimputan, Jurnal Ilmu Pengetahuan Nusantara, PELITA: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Lembaga Penerbitan Aktivis Peneleh, Koran Peneleh, dan Penerbit Peneleh. Dalam kegiatan riset, Peneleh Research Institute bekerja sama dengan lebih dari 50 institusi nasional dan internasional, memiliki ambasador dari Nepal, India, Malaysia, Belanda, dan Yunani. Dalam kegiatan Kebudayaan aktivis peneleh menggagas Paradigma Nusantara melalui aksi JANUR (Jalan untuk Nusantara), pembentukan PADI (Pusat Studi Ilmu dan Pengetahuan Nusantara), Episentrum Peradaban Nusantara aktivis muda seluruh Indonesia dan serta Resin (Reklamasi Supremasi Nusantara).
Bahkan, Paradigma Nusantara digemakan pula bersama saudara-saudara serumpun di Malaysia dan Thailand, melalui forum Konferensi Internasional Mazhab Nusantara, awal Februari 2025; di mana Peneleh Research Institute sebagai salah satu inisiatornya. Dalam hal kesejahteraan, CV Peneleh menjadi pensuplai energi bagi kegiatan-kegiatan Peneleh. Dalam pendidikan, Peneleh membangun Masjid Kampus dan Pusat Pembelajaran Gratis di atas tanah wakaf di Orong Telu Sumbawa dan Sembalun Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat serta mengelola Lempung Camping Ground di Singosari. Semua ini digerakkan oleh ribuan aktivis yang dibentuk dari berbagai level kaderisasi yang merupakan ombak Tjokroisme demi Indonesia mandiri/ zelfbestuur.
Pemikiran HOS Tjokroisme sebagai dasar ideologi Tjokroisme untuk menapaki Jalan Suci Nusantara menuju masa depan manusia dan kemanusiaan didasarkan pada banyak referensi, tulisan, dan karya HOS Tjokroisme. Memahami Tjokroisme tidak cukup hanya membaca salah satu atau beberapa karya beliau tetapi harus menyeluruh dengan menetapkan buku magnum opus beliau, Memeriksai Alam Kebenaran sebagai substansi filosofis Tjokroisme. Tjokroisme memiliki ruh pendorong kepemimpinan nasional melalui model kepemimpinan menembah gusti untuk menjadi Prawireng Djoerit, Pemimpin Besar, Pahlawan Besar.
Tjokroisme tidak memusatkan pada fatalistic idea bahwa pemikiran dan laku HOS Tjokroaminoto sebagai kebenaran sejati dan mutlak. Tjokroisme adalah agenda meneguhkan secara “terbuka” pentingnya ideologi asli Nusantara. Tjokroisme mengembangkan peta Jalan Suci Nusantara berdasarkan tiga arah, yaitu semurni-murni tauhid, setingg-tinggi ilmu, dan sepintar-pintar siyasah/politik, melalui Inisiasi Kiri Nusantara. Kiri adalah simbol dalam mengembalikan kesucian nusantara yang sedang kotor; karena kiri adalah representasi tangan kiri yang berfungsi untuk membersihkan kotoran. Kiri juga sebagai representasi jantung, pusat kesucian langit dalam diri setiap manusia di mana Allah selalu dihadirkan untuk menyucikan diri sebagaimana laku para nabi, para wali, para mursid dalam berzikir agar semesta selalu dalam keberkahan menuju negeri gemah ripah loh jinawi.
Akhirnya, sebagaimana Qur'an Surat Yunus ayat 62:
"Ala inna aulia' Allahi laa khoufun 'alaihim wa laahum yahzanuun"
Ingatlah para aulia Allah itu adalah manusia-manusia pinilih yang dalam diri mereka tidak ada rasa takut akan masa depan dan tidak pula bersedih hati atas masa lalunya.
#Peneleh #Zelfbestuur #Aksi
Billahi fi Sabilil Haq
Isy Kariman Aumut Syahidan